Bismillahirrahmanirrahim...
Dahulu kala ada sebuah cerita, dimana hidup 2 orang mahasiswa yang bergelut dalam dunia dakwah kampus, kerennya disebut Aktivis Dakwah Kampus ato ADK. Kedua ADK ini sedang berdiskusi terkait dengan nilai kuliahnya setelah masing – masing mengambil transkrip nilai di bagian akademik fakultas astronomi (nah lho...nggak ada kan di Unnes fakultasnya). “Berapa IPK antum akh?” tanya ADK 1. “ pokoknya diatas 2,9 gitu. Kalo kamu berapa IPK-nya?” Jawab ADK 2 dengan wajah agak lesu. “Alhamdulillah, 3,40. Wah, berarti IPK antum diatas standar kampus kita dong”jawab ADK 1 dengan bangganya. “Tapi kenapa wajahmu lesu begitu?” lanjut ADK 1. “Gimana nggak lesu, maksud diatas 2, 9 itu adalah 2,45. Kan habis 2, 9 ada 2,10..2,11..2,12...dann sebagainya.” Jawab ADK 2.
Sekilas kisah diatas ada hubungannya dengan diri kita. Mungkin diantara para ADK ada yang memiliki nilai IPK dibawah standar, sesuai standar kampus ataupun ada yang diatasnya. Bagaimana dengan antum?
Bagi kita yang masih beranggapan bahwa IPK nggak terlalu penting – penting amat asalkan bisa lulus, coba deh kita pikirkan lagi. Bener gak sih pemikiran seperti itu? Ok, mari kita flash back alias mundur kebelakang. Waktu awal – awal dakwah kampus di Unnes atau bahkan di Indonesia, yang namanya ADK selalu diidentikkan dengan kuliahnya lama dan IPK nya rendah. Bahkan jadi kebanggaan kalo IPK nya rendah sehingga bisa dikatakan aktivitas dakwah kampusnya duahsyaat...banget. Eitt.. jangan senang dulu, itu dulu, dulu sekali lho.
Lain padang lain ilalang, lain dulu lain sekarang. Sekarang ini, justru menjadi sebuah kebanggaan (tapi jangan sampai ujub ato takabur ya...tetep sukur pada Allah) jika dengan seabrek aktivitas dakwah kampus yang dijalani, nilai akademis atau IPK kita juga memuaskan. Apalagi dalam dakwah kampus juga ditetapkan dakwah kampus berbasis kompetensi, sehingga menekankan seorang ADK memiliki kompetensi di bidang keilmuannya.
Seorang da’i adalah orang – orang yang istimewa dan luar biasa, jadi bukan menjadi alasan bagi kita apalagi menyalahkan karena aktif di dakwah kampus IPK jadi menurun atau sebaliknya, karena sibuk kuliah dakwah kampus ditelantarkan. Guys, sudah saatnya kita berbenah diri. Dakwah pasca kampus masih sangat banyak lowongannya dan mereka menunggu antum wa antunna untuk mengisinya. Tentu saja dengan prestasi akademis yang baik.
Seharusnya kita membuat sebuah target minimal IPK saya = 3,00 boleh lebih tapi tidak boleh kurang. Inilah yang membuat da’i menjadi lebih istimewa dan luar biasa dibandingkan mahasiswa biasa tanpa aktivitas dakwah dengan IPK = 4.
So... ini adalah pilihan... Mana Pilihanmu !!!