Jumat, 01 Januari 2010

Dengan bingkai kokoh bernama ukhuwah

Jumat, 01 Januari 2010

Saat fajar terbit pagi ini, semoga Allah senatiasa menetapkan iman dan Islam dalam hati ini..
Saat senja menjelang nanti, semoga Allah kan menetapkan diri ini tetap di jalan-Nya..
Dan semoga, kita akan tetap disini..di rentang waktu yang kan melukiskan sejarah dan peradaban..
Kala hempasan badai di samudera perjuangan ini kian tak terbendung,
Semoga kita tetap mampu menjadi karang-karang kokoh yang tak pernah kehilangan idealisme..
Teguh dalam ujian, istiqomah dalam ketaatan..
Semoga semua hanya karena-Nya..

Pagi pun hadir. Menghantarkan jiwa-jiwa yang senantiasa merindukan hari baru. Membiru dengan sebuah harapan. Karena dengannya, berarti ada lagi sejumput waktu, yang kan terisi dengan semangat menggebu. Semangat yang lahir dari jiwa-jiwa perindu. Merindu akan hadirnya hari esok, ‘tuk mengisinya bersama torehan sejarah. Dengan tinta harapan dan pena peradaban, dalam lembaran putih bernama masa depan dakwah.

Lembaran dakwah yang sejatinya telah tertulis jauh sebelum kita hadir. Dengan tinta air mata dan darah, dalam lautan peluh dan keringat. Dalam iringan kilatan pedang dan desau anak panah. Melukis indah di hamparan padang pasir, yang mewangi dengan darah para syuhada. Lukisan karya para syuhada dari segenap penjuru maya pada, yang menyuburkan lahan dakwah ini dengan segenap pengorbanan mereka. Karena memang begitulah tabiatnya. Seperti itulah kaidahnya. Atau sederhananya seperti yang biasa kita ucapkan, itulah sunnatullah dalam dakwah. Jalannya panjang dan terjal, penuh dengan onak dan duri. Sejarah dakwah adalah sejarah pengorbanan dan air mata. Sejarah kesungguhan dan keikhlasan. Sejarah kejernihan hati dan totalitas penyerahan diri kepada rabb-Nya.

Kampus biru tempat kita berteduh, bercerita, bercanda dan juga menggantungkan cita. Pagi, siang, sore ataupun malam tak peduli. Bahkan terkadang hingga datang waktu dini hari. Berpanas ria, membiarkan sengatan matahari menyentuh kulit atau saat menahan dingin karena air dari langit yang menghujani bumi. Dalam keterbatasannya, tak jarang harus pulang larut untuk menunaikan amanah yang ada di pundak. Menuntaskan takdir sejarah yang sedang digapai oleh para pejuang dakwah.
Rapat demi rapat. Kondolidasi dan konsolidasi. Bahkan SLB, syuro luar biasa. Yang terkadang membuat kita harus melupakan sejenak beban kuliah yang juga ada dipundak. Atau segudang masalah pribadi lain yang tersembunyi dibalik senyum yang khas. Senyum dengan sebuah arti: bahwa kita ada disini untuk berbagi kebahagian, bukan untuk saling menambah beban. Bukan hanya sekedar membuat catatan atau cerita sejarah, tapi sebuah lompatan sejarah. Untuk menggapai mimpi dakwah yang jauh lebih baik di masa yang akan datang. Berapapun harga yang harus dibayar untuk itu.

Dan kini, waktupun telah berlalu. Sepenggal waktu telah hadir dalam kebersamaan ini. FMI Unbreakable 1430 H. Menorehkan berjuta makna yang begitu dalam. Merengkuh hati ini dengan sangat erat. Menjadikan setiap perjalanannya menjadi kenangan yang tak terlupakan. Tersimpan dalam memori untuk masa depan yang indah. Menjadikannya seperti pelangi hati. Dengan sapuan tujuh warnanya yang begitu indah. Berbaur dalam gradasinya hingga tampak begitu lembut. Seperti sedang menggores lukisan dikanvas hati. Ia memberikan goresan yang begitu mengesankan. Dengan bingkai kokoh bernama ukhuwah. Yang dalam hidup ini mungkin hanya akan terlukis satu kali..

Hari ini, satu capaian sejarah telah kita lalui. Saatnya menyiapkan kembali lembaran putih masa depan dakwah. Kita torehkan kembali sejarah, dengan tinta harapan dan pena peradaban.


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © FMI FMIPA Unnes | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog