Kamis, 10 Desember 2009

Bercermin Diri

Kamis, 10 Desember 2009

Tatkala ku datangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama ku kenal dan sangat sering ku lihat

Tatkala ku tatap wajah, hatiku bertanya, apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya dan bersinar indah di surga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam?

Tatkala ku tatap mata, nanar hatiku bertanya,
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan…
Menatap Allah, menatap Rasulullah, menatap kekasih-kekasih Allah kelak?
Ataukah mata ini yang terbeliak, melotot, menganga, terburai menatap neraka jahanam…
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama ini?

Tatkala ku tatap mulut, apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh kerinduan…mengucap laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang menjemput?
Atakah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur, dengan lengking jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqun jahanam…yang getir penghangus, pengancur setiap usus.
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan/
Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-kata mu yang mengiris tajam?
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu?
Berapa jarang engkau jujur?
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhab mengampunimu.

Tatkala ku tatap tubuhku.
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya…
Bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga?
Atau tubuh yang akan tercabik-cabik hancur, mendidih didalam lahar membara jahanam, terpasung tanpa ampun, derita yang tak pernah berakhir
Wahai tubuh, berapa banyak maksiat yang engkau lakukan?
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika ku tatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu
Apakah hatimu segagah ototmu
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok
Apakah hatimu seindah penampilanmu
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu

Berapa beda…betapa beda…apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi
Aku telah tertipu, aku tertipu oleh topeng
Betapa yang ku lihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng…
Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng…
Sedangkan aku…hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu, aku malu ya Allah
Allah..., selamatkan aku…Amin ya Rabbal ‘alamin
(Abdullah Gymnastiar)


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © FMI FMIPA Unnes | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog